Sabtu, 24 Desember 2011

jangan bercerai

Aku mau cerita mama punya koko..
Aku panggil dia kuku..

10th-an yang lalu dia menikah, menurutku istrinya cantik..lembut ,waktu itu rambutnya panjang..ak panggil dia engkim..
selama 10th ini mereka punya 3 anak yang semuanya perempuan..
paling besar mau masuk sma. Yang tengah smp. Dan yang bontot 2 sd masih belum tahu apa-apa.
dan yang selama ini ak tahu, keungan kuku lama-lama menjadi pas.

Dan yang paling mengejutkan, ak mendengar mereka mau bercerai seminggu lagi.
Perasaanku sedih. Seburuk apapun engkim dimata kuku, ak tetap merasa bercerai adalah salah. mengingat Tuhan juga tidak berkenan akan hal tersebut.

Kenapa mereka harus mementingkan perasaan sakit,egois,benci ketimbang, anak-anak mereka.
Meskipun banyak diluar sana yang orangtuanya bercerai, anak-anaknya tetap berhasil. No. mau seberhasil apapun anak itu, bukankah setiap orang mendambakan orangtua yang harmonis? Orang tua yang menyayangi mereka? Siapa sih yang tidak menginginkannya?

Balik lagi, kenapa mereka banyak mengingat sakit hati/kepahitan dari pasangan mereka ketimbang hal-hal baik yang mereka terima?ketimbang senyuman dan tawa mereka, pertemuan pertama mereka, hal-hal konyol yang mereka lakukan bersama, menanti anak pertama, mengantar anak kesekolah bersama, awal pernikahan dsb yang mungkin jauh  lebih indah diluar pemikiran aku sendiri.

Aku berkata kepada Tuhan, bisakah ku doakan mereka?apakah doaku sudah telat,Tuhan? Hanya dengan seminggu ini? Karena mengingat saudaraku yang tumor, ak mendoakannya 2hari sebelum kepergiannya,dan aku menyesal tidak pernah mau mendoakannya. Ada perasaan yang mendorongku untuk tetap mendoakan mereka.

Selama seminggu, dimanapun aku berada, ketika aku mengingat kuku dan engkim,aku berdoa kepada Tuhan. Mengatakan banyak hal tentang mereka. Dan Keinginanku agar berkenan di hati Tuhan. Air mata mengalir karena sedih melihat kondisi mereka..berharap Tuhan juga memberikan mereka kasih..

Hari terakhir sebelum hari H. aku malah tidak berdoa. Aku tidak focus untuk berdoa karena sedang ada di kosan teman. Namun, subuh-subuh aku terbangun dan teringat mereka. Dengan lembut aku meminta jangan bercerai dan berharap mereka berdua menyadari apapun itu,..dan kembali terlelap.

Sorenya, ketika sedang perjalanan kerumah, dimobil aku bertanya kepada mama yang tadinya dimintai menjadi saksi.
“gimana kuku, sudah selesai?” – berharap perkataanku salah.
“ahhhh..mana orangnya gak datang”
“siapa?kuku??”
“pihak cewe..udah ditungguin”

dalam hati aku sangat-sangat-sangat-SANGAT- bersyukur..
mataku berkaca-kaca..aku menahan supaya tidak menangis..ya Tuhan,kuasaMu sungguh besar. Terimakasih banyak ya ,Bapa…
namun sepertinya harus tetap berdoa. Aku masih takut kalau akan ada pergantian hari..
aku belum bertanya lagi bagaimana kelanjutannya…
Haleluya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar